Bab 723
Naufan langsung berdiri menengahi Harvey dan William sambil berkata dengan
tegas. “Cukup! Kenapa kalian harus saling menyakiti? Sudahlah, dia akan
melepaskan semua hak warisannya! Aku akan
membawanya pergi, jadi dia nggak akan muncul lagi di hadapanmu!”
Sudah seperti ini saja Naufan tetapi berbicara dengan nada tinggi, pria itu sama
sekali tidak merasa
salah.
Jika semua ini terjadi saat Harvey masih kecil, dia pasti akan merasa sangat
sedih. Akan tetapi, sekarang dia malah menatap Naufan dengan mata yang
menyalang marah. Harvey tersenyum dengan kesan menyindir, lalu menyahut
dengan nada sinis, “Kenapa juga dia harus melepaskan apa yang sedari awal
adalah milikku? Naufan, kalau aku jadi kamu, aku akan langsung pergi dan
nggak ikut campur.”
“Kamu panggil aku apa barusan?”
Dulu Harvey selalu memanggilnya Tuan Naufan, tetapi sekarang langsung
nama? Akan tetapi, Harvey
tidak mau meladeni Naufan.
Dia pun menatap William dengan dingin sambil berkata, “Oh, kamu nggak mau
jawab? Tenang, aku punya banyak cara untuk membuatmu bicara.”
Setelah itu, Harvey menarik lengan William dan menyeretnya di sepanjang lantai.
Tubuh William menjadi makin berlumuran darah, membuat siapa pun yang
melihat situasi ini pasti akan merasa ketakutan.
William memang memiliki hidup yang lebih enak dan nyaman daripada Harvey.
Sejak kecil, William selalu dilindungi oleh kedua orangtuanya. Jadi, mana
mungkin dia pernah disiksa seperti ini?
William benar—benar merasa ketakutan. Harvey yang dulu dan sekarang
berbeda sekali.
“Ayah, tolong aku!” pinta William.
Jika di depan mereka saja Harvey berani menyiksa William seperti ini, entah
penyiksaan macam apa yang akan Harvey berikan kepada William di tempat
yang tidak terlihat oleh orang lain.
Karena situasinya sudah lepas kendali, Naufan pun mengeluarkan ponselnya.
Dia sudah tidak begitu peduli lagi sekarang. Baginya, yang terpenting adalah
menyelamatkan William
dari Harvey.
“Lepaskan dia atau aku akan lapor polisi!”
Harvey pun berhenti sejenak, lalu menoleh menatap Naufan sambil bertanya,
“Mau lapor polisi?
Memangnya kamu pikir karhu bisa?”
Setelah itu, Harvey mengedikkan dagunya. Alex segera melangkah maju dan
merebut ponsel Naufan,
“Harvey! Mau ngapain kamu, hah! Dasar gila!"
Harvey menatap mereka semua dengan sorot dingin yang menusuk seolah—olah
dia adalah iblis yang berwujud manusia. “Naufan, aku sudah memberimu
kesempatan untuk pergi, tapi kamu juga yang mengabaikannya. Karena kalian
bersikeras bersikap sebagai tamu, tentu saja aku sebagai tuan rumah harus
menjamu kalian baik—baik. Pelayan Wandi, antarkan dua orang ini ke tempat
tinggal ibuku dulu.”
Naufan pun menatap Pelayan Wandi dengan tegas. “Wandi, kamu nggak usah
menuruti omongan orang
gila itu.”
“Maaf, Tuan Muda Naufan, saat ini Tuan Muda tidak memiliki wewenang untuk
memerintah saya. Sebagai pemimpin keluarga, Tuan Muda Kecil-lah yang
berhak,” tolak Pelayan Wandi dengan dingin.
Setelah itu, para pengawal pun menyeret Naufan dan Jesika menjauh. Jesika
sontak meronta dengan sekuat tenaga sampai—sampai sepatunya lepas.
“Anakku! Anakku! Harvey, lepaskan dia!”
“Aku yang salah! Ini semua salahku! Kamu hukum saja aku! Jangan apa—apakan
anakku!”
Harvey menatap William yang terkapar sekarat di atas lantai, lalu berkata
dengan suara pelan, “Sudah
terlambat.”
Naufan dan Jesika purf diseret ke sebuah rumah kecil. Rumah itu adalah tempat
yang disiapkan secara
khusus untuk Ellia.
Visit popsnovel.com to read full content.
Waktu itu, Ellia sedang mengalami
gangguan kejiwaan. Saking
parahnya, dia a i
Ha Ser dit/dan Juga orang lain.
pols) mencegah sesuatu terjadi, Ellia
pun ditempatkan di dalam rumah ini.
Teralis besi menutupi setiap pintu
dan jendela rumah. The content is on
popsnovel.com! Read the latest
chapter there!
Visit popsnovel.com to read full content.
Setelah mendorong Naufan dan
Jesika masuk ke dalam rumah,
Pelayan Wandi langguey r@hdURGi
Je
pintg rumah yang terbuat dari besi
itu. Naufan dan Jesika pun
berseru—seru sambil
menggedor—gedor The content is on
popsnovel.com! Read the latest
chapter there!
pintu.
“Wandi, ini sama saja kamu mengurung orang! Kalau polisi sampai tahu...
“Apa Tuan Muda Naufan pikir Tuan Muda bisa lapor polisi?” sela Pelayan Wandi
dengan dingin.
“Apa maksudmu?” tanya Naufan dengan kaget.
+15 BONUS
Visit popsnovel.com to read full content.
*Sebenarnya, sudah sejak dulu aku
ingin melakukan ini. Aku ingin sekali
membuat Tuan Sedu al
nels Nyohya ! n Tuan Besar
rasakan selama sekian tahun. Ini
semua adalah karma dari perbuatan
: Ti :
kalian,” jawab Pelayan Wandi tanpa
rasa hormat. The content is on
popsnovel.com! Read the latest
chapter there!