Big Novel

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

GET IT NOW
Bab 757
Kediaman Irwin.
Pria di atas tempat tidur itu menggerakkan jarinya dan berteriak, “Selenal”
Dia membuka matanya dan duduk, lalu melihat sekelilingnya dengan tatapan
takut.
Ellia menghela napas lega. “Akhirnya kamu sadar. Kamu sudah pingsan selama
tiga hari tiga malam,
tahu.”
Kenangan Harvey masih terhenti di pantai dan dia pun segera bertanya, “Ibu,
Selena, apa Selena sudah
kembali?”
Ellia merasa sakit hati dan tidak berani memberitahunya tentang akhir cerita ini.
“Nak, kamu harus siap secara mental, Selena ... Dia sudah...
“Nggak mungkin! Selena nggak akan mati!” Harvey tidak bisa menerima
kenyataan ini.
Dia berlari keluar tanpa alas kaki.
“Selena, kamu di mana? Apa kamu sedang menghindariku?”
“Selena, jangan bersembunyi!”
Harvey seperti lalat tanpa kepala yang mencari—cari ke semua arah. Dia masuk
ke kamar tidur lantai
satu dan semuanya masih dalam keadaan seperti saat Selena pergi.
Ranjang yang bersih tertata rapi, bunga di dalam vas yang dipotong dari
halaman seminggu yang lalu
mulai layu dan mati.
Buku di meja yang belum selesai Selena baca masih terbuka di halaman itu.
Semua ruangan tetap sama, hanya saja Selena tidak ada lagi.
Harvey membuka pintu halaman dan pergi ke tempat yang paling Selena sukai.
Hanya ada satu kursi roda dan bunga yang indah di sana.
Harvey berlari di taman seperti orang gila sambil memanggil dengan panik,
“Selena, kamu di mana? Aku
mohon, keluarlah!”
“Selena, aku salah, aku benar—benar bersalah. Aku akan melakukan apa pun
asalkan kamu kembali.”
Kaki Harvey terluka parah oleh kerikil, tetapi dia tidak peduli. Entah berapa lama
dia telah berlari, dia berlutut di bawah rak bunga sambil menangis tersedu—sedu.
Dia melihat tidak ada bekas cincin lagi di jari—jarinya.
Sama seperti Selena yang menghilang dari dunianya seutuhnya.
Terdengar suara langkah kaki yang berdesir di telinganya seolah memberi
Harvey harapan. “Selena!”
Dia tiba—tiba menoleh, tetapi orang yang datang bukan orang lain melainkan
Lewis.
“Jangan mencarinya lagi, Selena sudah pergi.*
Lewis membuka video di ponselnya. Video itu seperti diambil dari kamera di atas
tebing gunung.
Dalam adegan itu; Selena melepas cincin dan sepatunya, lalu berjalan menuju
ke laut yang selangkah
demi selangkah.
Dia tidak menoleh sekali pun dan pergi dengan sangat tegas hingga air laut
menenggelamkan
kepalanya.
Napas Harvey terasa sesak.
“Selena, kamu sangat kejam!”
Dia berpikir hubungan mereka sudah membaik. Namun, itu hanyalah sandiwara
yang dimainkan oleh
Selena.
Akhirnya, Selena pergi dan meninggalkannya dengan cara seperti ini.
Visit popsnovel.com to read full content.
Lewis menghela napas. “Tuan harus
memahaminya, dia sudah sangat
berjuang untuk bertahan sanipdi’’
sgkaranst Quka Si tubuhnya sangat
menyakitkan. Setiap menit dan
detiknya, adalah siksaan baginya. Dia
tidak punya pilihan yang lebih baik.”
The content is on popsnovel.com!
Read the latest chapter there!
“Kenapa nggak punya? Aku sudah mencari Isaac, jadi Selena bisa menunggu
sebentar lagi. Mungkin
saja dia bisa disembuhkan!”
Visit popsnovel.com to read full content.
“Tuan Harvey, saya tidak menyangkal
kalau Tuan sangat mencintai Selena.
Tapi Tuan sama sekali tidak tahu
bagaimana menciptaigyseorant.

; Lie is
Tyan, tidakpernah memikirkan apa
yang Selena inginkan, Tuan hanya
memaksanya untuk hidup sesuai
dengan keinginan Tuan. Dia adalah
manusia, bukan hewan peliharaan.
Dia juga punya pikiran dan bisa
merasa sedih maupun menangis.”
The content is on popsnovel.com!
Read the latest chapter there!
Visit popsnovel.com to read full content.
*Apa Tuan tahu kalau Tuan
meninggalkan bekas luka di )
tubuhnya dan mengoy@knya om
beryfantylkali ie seorang
gadis kecil dan telah mengalami rasa
sakit kehilangan orang—orang
terdekat, teman, The content is on
popsnovel.com! Read the latest
chapter there!
13
anak berulang kali. Meski penyakitnya bisa sembuh, berapa lama luka di hatinya
bisa sembuh?
Lewis menatap Harvey yang sedang berlutut di tanah dengan kesakitan yang tak
tertahankan tanpa ada simpati sedikit pun di matanya.
Dia berkata, “Tuan Harvey, istri Tuan sudah meninggal, saya turut berduka citat”

Advertisement